Resep lawan ektremisme untuk Cameron

  • Isyana Artharini
  • Wartawan BBC Indonesia
Perdana Menteri Inggris David Cameron berbincang dengan tokoh muslim senior dan pemuda di Masjid Sunda Kelapa.

Sumber gambar, AFP

Keterangan gambar, Perdana Menteri Inggris David Cameron berbincang dengan tokoh muslim senior dan pemuda di Masjid Sunda Kelapa.

PM Inggris David Cameron menggunakan kunjungannya ke Indonesia untuk mencari solusi atas berkembangnya ajaran ekstremisme di Inggris, antara lain dengan mendatangi Masjid Sunda Kelapa di Jakarta.

Di Masjid Sunda Kalapa, Cameron bertemu dengan tokoh Islam senior dan yang kedua para pemimpin muda Islam dalam dua kesempatan berbeda.

Pertemuan dengan tokoh Islam senior berlangsung di dalam masjid, sementara perbincangan dengan tokoh-tokoh muda ia lakukan di halaman masjid.

Tokoh senior yang berbincang dengan Cameron adalah cendekiawan Azyumardi Azra, Ketua MUI dan Muhammadiyah Din Syamsuddin, mantan Menko Kesra dan Menteri Luar Negeri Alwi Shihab, Ketua Dewan Pengurus Masjid Sunda Kelapa Aksa Mahmud, dan Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid, atau Yenny Wahid.

Alwi Shihab mengungkapkan satu butir penting yang dimunculkan dalam forum tersebut.

“Semuanya setuju bahwa kita harus mengetahui akar masalah terorisme, eksternal dan internal. Dari sisi eksternal, ada sejarah panjang kebencian, perang di Afghanistan, ketidakadilan tentang Palestina dan Israel. Jadi Barat harus melihat ini sebagai bagian dari pekerjaan rumah mereka mengatasi ekstremisme,” kata Alwi.

Secara internal, ada sebagian faksi yang menginterpretasi dan memahami Islam dan Quran dan Hadist yang akhirnya menghasilkan ekstremisme.

Islam di Indonesia sudah menyatakan bahwa toleransi sebagai bagian dari kehidupan.

Sumber gambar, AFP

Keterangan gambar, Islam di Indonesia sudah menyatakan bahwa toleransi sebagai bagian dari kehidupan.

“Kita tahu faksi ini sangat berpengaruh. Perdana Menteri David Cameron juga mengakui bahwa faksi ini punya uang dan mekanisme kampanye dan orang-orang yang secara aktif bekerja untuk mereka. Dan ini harus dihentikan.”

Tokoh muda Yenny Wahid, yang ternyata bergabung dalam pertemuan para tokoh senior, menampabhkan: “Kami menyarankan dia untuk mencari platform untuk pemimpin Islam moderat di Inggris agar suara mereka bisa didengar oleh komunitas Islam yang luas di Inggris.”

Metode kampanye

Lewati Podcast dan lanjutkan membaca
Investigasi: Skandal Adopsi

Investigasi untuk menyibak tabir adopsi ilegal dari Indonesia ke Belanda di masa lalu

Episode

Akhir dari Podcast

Satu hal lagi yang juga mereka sarankan adalah untuk melibatkan anak muda dan tidak membiarkan pemuda terlibat dalam ajakan kelompok ekstrem.

“Kita tidak bisa melawannya dengan cara-cara tradisional. Kita harus bisa menggunakan metodologi yang sama seperti yang digunakan oleh kelompok radikal. Jika mereka menggunakan media sosial, maka Anda juga harus menggunakan mekanisme yang sama, platform yang sama,” kata Yenny, uteri mendiang Abdurrachman Wahid alias Gus Dur itu.

Toleransi, menurut Yenny, bagian dari kehidupan Islam di Indoneisa. “ Ini adalah resep sukses Islam di Indonesia, lebih dari retorika, tapi sudah praktik tentang damai dan toleransi.”

Kendati nilai ini makin lama makin terancam oleh ekstrimisme.

Yenny juga menawarkan agar para pemimpin Islam di Inggris untuk datang ke Indonesia dan melihat praktik Islam yang toleran di sini. “Di sini tidak ada kebutuhan untuk memisahkan antara nasionalisme dan identitas sebagai seorang muslim.”

PM Cameron ingin mengetahui cara-cara serta strategi terbaik Indonesia untuk menyebarkan toleransi beragama.

Sumber gambar, AFP

Keterangan gambar, PM Cameron ingin mengetahui cara-cara serta strategi terbaik Indonesia untuk menyebarkan toleransi beragama.

Ketua Muhammadyah, Din Syamsuddin menilai dialog itu sangat positif dan produktif. “Indonesia dinilai relatif berhasil mengerem, menghadapi tantangan ekstremisme. Indikasinya, dari jumlah pendukung ISIS, tidak terlalu banyak dibandingkan di Inggris.”

Din menyatakan bahwa ormas-ormas Islam di Indonesia memiliki kepercayaan diri dan mampu memiliki narasi yang berseberangan dengan ISIS.

“Begitu ada isu ISIS, MUI langsung mengumpulkan ormas-ormas Islam dan menyatakan bahwa ini adalah kelompok politik radikal yang menyalahgunakan agama untuk kepentingan tertentu. Bukan watak islam rukun, damai, santun. Wajah Islam di Indonesia inilah yang bisa kita promosikan ke luar negeri.”

Tokoh muda

Salah satu wakil kelompok muda yang ikut dalam perbincangan dengan Cameron adalah Himpunan Mahasiswa Islam. Ketua Umum HMI Arief Rosyid Hasan menyatakan bahwa Cameron ingin belajar dari pemuda di Indonesia karena potensi ekstremisme yang kini berkembang di Inggris sangat memikat buat anak muda.

“Kami menunjukkan bahwa dari 600 ribu kader, tidak ada satu pun yang bergabung ke ISIS karena kami mengajarkan Islam yang moderat, yang tidak mengganggu orang lain.”

Seharusnya, menurut Arief, ada kelanjutan kerjasama yang melibatkan anak-anak muda Indonesia dan anak-anak muda di Inggris untuk saling bertukar pikiran.

Entrepreneur Diajeng Lestari, CEO HijUp.com, yang terlibat dalam perbincangan langsung dengan PM Inggris juga mengatakan bahwa Cameron ingin mengetahui cara-cara serta strategi terbaik Indonesia untuk menyebarkan toleransi beragama dalam penanggulangan ekstremisme.

“Kita menerangkan apa yang kita lakukan, bahwa kita menjadi hub atau platform untuk menyebarkan toleransi lewat fashion muslim. Padahal itu dalam komunitas Islam sendiri, kita bisa menjembatani berbagai persepsi berbeda dalam melihat hijab. Ada jilbab syar'i, ada yang modern, di sini kita saling mengapresiasi dan belajar toleransi.”

Cukup antusias para tokoh Islam Indonesia, baik yang senior maupun kalangan anak mudanya dalam menunjukkan Islam Indonesia yang toleran. Kendati di Indonesia sendiri persoalan ekstrimisme makin berkembang dari waktu ke waktu. Baik yang bergabung atau terang-terangan mendukung ISIS, maupun ekstrimisme dalam kehidupan sosial.